Sejarah Karpet Masjid: Dari Timur Tengah hingga Nusantara

Sejarah Karpet Masjid: Dari Timur Tengah hingga Nusantara-Masjid bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga pusat kebudayaan dan peradaban Islam sejak ribuan tahun lalu. Salah satu elemen penting dalam interior masjid adalah karpet, yang tidak hanya berfungsi sebagai alas sholat, tetapi juga menjadi simbol keindahan, kenyamanan, dan spiritualitas. Tapi tahukah Anda bagaimana sejarah karpet masjid bermula? Artikel ini akan mengupas asal-usul, perkembangan, hingga peran karpet masjid dari Timur Tengah sampai Nusantara.


Awal Mula Karpet Masjid di Timur Tengah

Karpet dalam Tradisi Islam Awal

Pada masa awal Islam di abad ke-7, umat Muslim shalat di atas tanah, tikar dari daun kurma, atau kulit binatang. Namun seiring berkembangnya peradaban Islam, terutama di wilayah Persia (Iran modern), karpet mulai digunakan di masjid sebagai simbol kemegahan dan kenyamanan.

Persia: Lahirnya Seni Karpet

Persia dikenal sebagai pusat kerajinan karpet tertua di dunia. Karpet buatan tangan dari wilayah ini mulai digunakan di masjid-masjid besar sebagai bentuk penghormatan terhadap tempat ibadah. Motif-motif Islami seperti geometri, kaligrafi Arab, dan arabesque menjadi ciri khas utama. Karpet ini juga disesuaikan dengan arah kiblat dan desain shaf (barisan salat).


Karpet Masjid Menyebar ke Dunia Islam

Era Kekhalifahan dan Perdagangan

Melalui ekspansi Islam dan jalur perdagangan, karpet masjid menyebar ke berbagai belahan dunia: dari Afrika Utara, India, Asia Tengah, hingga Andalusia di Spanyol. Pedagang membawa karpet Persia ke berbagai wilayah, termasuk Turki dan Asia Selatan, yang kemudian mengembangkan gaya dan teknik khas masing-masing.

Turki & Karpet Anatolia

Kesultanan Utsmaniyah mengembangkan karpet masjid bergaya Anatolia, dikenal dengan warna-warna cerah, pola bunga, dan kualitas rajutan tinggi. Masjid-masjid agung seperti Masjid Biru (Blue Mosque) di Istanbul terkenal akan karpet indahnya yang dibuat secara khusus.


Karpet Masjid di Nusantara: Jejak dari Abad ke-13

Awal Islam dan Tikar Tradisional

Islam masuk ke Nusantara sekitar abad ke-13 melalui jalur perdagangan. Pada awalnya, masjid di Indonesia menggunakan tikar pandan atau anyaman bambu sebagai alas sholat. Karpet belum umum digunakan karena akses yang terbatas dan mahal.

Masuknya Karpet Impor

Pada abad ke-19 hingga awal abad ke-20, karpet impor dari Timur Tengah dan India mulai masuk ke Indonesia melalui pelabuhan dagang seperti Aceh, Batavia (Jakarta), dan Makassar. Masjid-masjid besar dan bangsawan lokal mulai menggunakan karpet sebagai penanda kemegahan dan status.

Contoh masjid yang dahulu menggunakan karpet impor:

  • Masjid Raya Baiturrahman, Aceh
  • Masjid Agung Demak
  • Masjid Sultan di Ternate

Karpet Masjid Modern di Indonesia

Produksi Lokal & Custom Design

Kini, Indonesia tidak lagi hanya mengimpor karpet masjid, tetapi juga memproduksi sendiri dengan desain khusus shaf, bahan antislip, dan ketahanan tinggi. Industri karpet lokal mampu membuat karpet dengan pola-pola Islami yang disesuaikan dengan interior masjid.

Jenis Karpet Masjid Populer Saat Ini

  1. Karpet Turki (Impor)
    • Bahan tebal dan empuk, cocok untuk masjid besar.
  2. Karpet Lokal Custom (Produksi Indonesia)
    • Lebih terjangkau, bisa disesuaikan ukuran dan motif.
  3. Karpet Roll Meteran
    • Praktis dan fleksibel untuk masjid kecil hingga menengah.
  4. Karpet Beludru Premium
    • Tampilan mewah, banyak digunakan di masjid perkantoran dan hotel.

Makna Filosofis Karpet Masjid

Lebih dari sekadar alas, karpet masjid memiliki nilai filosofis:

  • 🕌 Simbol kesucian: Sebagai tempat bersujud, karpet menjadi lambang kebersihan dan kekhusyukan.
  • 🧭 Petunjuk arah kiblat: Desain garis shaf membantu jamaah meluruskan barisan.
  • 🎨 Estetika Islam: Motif Islami pada karpet membawa ketenangan dan rasa spiritual.

Penutup: Dari Simbol Budaya ke Kenyamanan Umat

Perjalanan karpet masjid dari gurun pasir Timur Tengah ke lantai-lantai masjid di pelosok Nusantara adalah bukti bahwa Islam tidak hanya menyebarkan ajaran, tapi juga budaya dan seni yang indah. Hari ini, karpet masjid telah menjadi bagian tak terpisahkan dari pengalaman spiritual umat Muslim, menawarkan kenyamanan dalam ibadah serta keindahan visual yang menenangkan hati.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *