Mengenal Jenis-Jenis Gotong Royong Warga dalam Pengadaan Karpet Masjid-Masjid bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga pusat kegiatan sosial dan spiritual masyarakat. Karena itu, kenyamanan di dalam masjid menjadi perhatian bersama, termasuk dalam hal fasilitas seperti karpet masjid. Salah satu cara umum dalam mewujudkan fasilitas ini adalah melalui gotong royong warga.
Gotong royong dalam pengadaan karpet masjid bukan hanya bentuk solidaritas, tetapi juga mencerminkan kebersamaan dalam menjaga dan memakmurkan rumah ibadah. Lantas, seperti apa bentuk-bentuk gotong royong yang biasanya dilakukan warga untuk keperluan ini?

1. Patungan Dana (Iuran Warga)
Ini adalah bentuk gotong royong yang paling umum. Warga secara sukarela menyumbangkan sejumlah uang sesuai kemampuan untuk membeli karpet masjid. Biasanya, takmir atau panitia masjid akan membuka rekening donasi dan menyebarkan informasi melalui pengumuman setelah salat Jumat, media sosial, atau grup WhatsApp warga.
Kelebihan:
- Fleksibel
- Bisa menjangkau warga di luar daerah (misalnya perantauan)
Contoh:
"Setiap kepala keluarga menyumbang Rp50.000 – Rp100.000, dan dalam sebulan dana sudah terkumpul untuk membeli karpet baru."
2. Lelang Amal atau Penggalangan Dana Kreatif
Beberapa masjid melakukan penggalangan dana dengan cara kreatif, seperti mengadakan lelang barang, bazar makanan, atau konser religi kecil. Hasil dari kegiatan ini digunakan untuk membeli karpet.
Kelebihan:
- Meningkatkan semangat kebersamaan
- Mengundang partisipasi lintas usia
Contoh:
"Lelang kue buatan ibu-ibu pengajian berhasil mengumpulkan dana sebesar Rp5 juta untuk pembelian karpet."
3. Wakaf Perorangan atau Kelompok
Dalam beberapa kasus, pengadaan karpet masjid bisa juga dilakukan oleh satu atau beberapa orang sebagai bentuk wakaf. Mereka mewakafkan sebagian hartanya untuk kemaslahatan umat, termasuk untuk karpet masjid.
Kelebihan:
- Langsung terealisasi tanpa menunggu waktu lama
- Pahala jariyah yang terus mengalir
Contoh:
"Keluarga Bapak Ahmad mewakafkan seluruh biaya pembelian karpet sebagai bentuk amal jariyah untuk almarhum orang tuanya."
4. Swadaya Tenaga dan Logistik
Selain uang, bentuk gotong royong juga bisa berupa bantuan tenaga dan logistik, misalnya:
- Membantu membersihkan dan mengganti karpet lama
- Membantu pengangkutan dan pemasangan karpet baru
- Menyediakan konsumsi untuk panitia
Kelebihan:
- Tidak membutuhkan dana
- Melibatkan lebih banyak warga secara langsung
Contoh:
"Remaja masjid bergotong royong membersihkan lantai masjid dan memasang karpet baru setelah subuh bersama."
5. Donasi Per Petak Karpet
Konsep ini cukup populer di beberapa komunitas. Karpet dibagi menjadi beberapa petak, dan setiap petak diberi harga donasi tertentu. Warga bisa memilih berapa petak yang ingin mereka donasikan.
Kelebihan:
- Transparan dan memudahkan donasi
- Warga merasa ikut memiliki
Contoh:
"Satu petak karpet seharga Rp250.000. Dalam seminggu, semua 100 petak telah 'terbeli' oleh para donatur."
Penutup
Gotong royong dalam pengadaan karpet masjid bukan sekadar pengumpulan dana atau tenaga, melainkan wujud nyata dari ukhuwah Islamiyah—persaudaraan dalam Islam. Ketika seluruh lapisan masyarakat bersatu untuk memberikan kenyamanan dalam beribadah, maka keberkahan pun akan mengalir bagi semua.
Semoga semangat gotong royong ini terus hidup dan menjadi inspirasi dalam memakmurkan masjid dan lingkungan sekitar.
